Breaking News

Kejagung Periksa Ketua Komite KADIN di Kasus Dugaan Korupsi BAKTI Kominfo > Wamenaker: Perppu Cipta Kerja Tak Terapkan PKWT Seumur Hidup > Ketua Umum PP Lidmi: Putusan PN Jakpus Error in Objecto dan Bertabrakan dengan Amanat UUD NRI 1945 > Ketua FKUB Kabupaten Jayapura: Penyanderaan Pilot Susi Air Harus Segera Diakhiri > KPK Kirim Tim Periksa Harta Dirjen Pajak Rafael ke Minahasa dan Yogyakarta > FSGI Kritik Kebijakan Masuk Sekolah Jam 5 WITA dI NTT, Ancam Kesehatan dan Kosentrasi Belajar Anak Didik
Selasa, 28 Februari 2023, 05:35 WIB
Last Updated 2023-02-28T13:36:50Z
BERITA DAERAH

Lapas dan Rutan di Jatim Mulai Lakukan Perekaman e-KTP Sambut Pemilu 2024


Surabaya, News - Lapas dan rutan di Jatim mulai bergerak untuk menyambut tahapan pemilihan umum (pemilu) 2024. Langkah pertama adalah dengan memperjuangkan hak pilih warga binaan.


"Sebanyak 39 lapas dan rutan jajaran kami telah melakukan identifikasi, pendataan dan ditindaklanjuti dengan perekaman identitas atau e-KTP sebagai dasar seorang warga binaan mendapatkan hak pilihnya," ujar Kakanwil Kemenkumham Jatim Imam Jauhari (28/2).

 

Salah satu lapas yang telah menggelar perekaman adalah Lapas I Surabaya dan Lapas Pemuda IIA Madiun. Di Lapas Surabaya, 155 orang warga binaan telah mengikuti perekaman e-KTP. 


"Sedangkan di Lapas Pemuda Madiun ada 515 warga binaan yang dicek status kependudukannya oleh dispendukcapil," urai Imam.


Untuk mempercepat proses pendataan, jajaran Kanwil Kemenkumham Jatim menggandeng Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil. 


"Selain jumlah pemilih, kami juga mulai menghitung kebutuhan TPS Khusus Pemilu 2024," terang Imam.


Mengingat dinamika penghuni lapas/rutan yang sangat cepat, pihak Kemenkumham Jatim menegaskan akan terus melakukan update data hingga batas akhir penentuan daftar pemilih tetap.


"Kami juga berharap ada dispensasi dari KPU maupun bawaslu mengingat dinamika penghuni lapas dan rutan yang pergerakan keluar-masuknya sangat cepat," terangnya.


Kalapas Surabaya Jalu Yuswa Panjang mengatakan bahwa per hari ini jumlah warga binaannya saat ini mencapai 1.664 orang. Dari jumlah itu, yang belum terdeteksi NIK-nya sebanyak 365 warga binaan.


"Kami perlu melakukan pengecekan secara mendetail berdasarkan nama, tanggal lahir, yang kemudian dicocokan dengan foto apabila pernah melakukan perekaman jika belum atau tidak ditemukan dalam sistem akan dilakukan perekaman," urai Jalu. Red

Tidak ada komentar:

Posting Komentar